Pilihan Selain Beras Putih

Pilihan Selain Beras Putih


Beras menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Ada beberapa pilihan beras yang bisa dikonsumsi, dari yang bewarna putih hingga coklat, merah dan hitam. Masing-masing memiliki fungsinya tersendiri, yang bermanfaat baik untuk tubuh. 
Oleh : Marsita Riandini 
Nasi menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Belum dikatakan makan, jika belum makan nasi meskipun mereka sudah mengonsumsi roti, mie, ataupun makanan yang mengandung karbohidrat lainnya.
Umumnya, masyarakat Indonesia menikmati nasi yang  berasal dari beras putih. Tetapi saat ini, beras bewarna, seperti beras merah kian populer di masyarakat. Beras merah dianggap sebagai beras berkualitas baik untuk kesehatan. Benarkah demikian?
Ahli Gizi, Edi Waliyo, S.Gz, M. Gizi mengatakan sebenarnya baik beras putih, beras merah, beras coklat, beras hitam sama-sama memiliki khasiat yang baik untuk tubuh. Beras tersebut memiliki kelebihan dan kekuarangan masing-masing jika dikonsumi oleh masyarakat
Beras merah, coklat, dan hitam mendapat warna dari antioksidan yang disebut anthocyanin. Semakin tinggi anthocyaninnya, semakin gelap warna beras tersebut. Senyawa ini juga ditemukan dalam buah yang berwarna ungu atau kemerahan. “Senyawa ini memiliki khasiat sebagai anti oksidan, jadi oksidan didalam tubuh bisa dieliminir,” papar Ketua Jurusan Gizi di Poltekkes Kemenkes Pontianak ini.
Anthocyanin juga menangkal radikal bebas yang sifatnya bisa merusak sel. Radikal bebas juga bisa menyebabkan lemak numpul dalam darah sehingga terjadi oksidasi atau kerusakan pembuluh darah.
Beras merah dan cokelat memiliki serat yang tinggi. Hal ini membuat proses pencernaan jadi lambat dan membuat sistem pencernaan jadi lebih kuat. Serat juga membantu memperlambat pengolahan karbohidrat menjadi gula darah. Oleh karena itu, makanan berserat ini juga memiliki nilai indeks glikemik yang rendah. “Karena nilai indeks glikemiknya rendah, jadi kadar glukosa dalam darah juga lebih rendah. Seratnya yang tinggi ini juga yang membuat rasa kenyang lebih lama dibanding mengonsumsi beras putih. Pada beras coklat itu karena masih ada kulit arinya yang menempel maka rasa kenyang lebih cepat, sehingga memperlambat pengosongan lambung,” ucap dia.
Dibanding kedua beras lain, beras hitam cenderung lebih sulit didapatkan. Namun beras ini tentunya berbeda dengan ketan hitam. Bulir berasnya mengilap dan berukuran lebih panjang serta lebih langsing. Warna dari beras ini akan sedikit luntur dan berubah menjadi ungu setelah dimasak. “Beras ini bisa ditemukan di mall-mall, tetapi harganya relatif mahal dan jarang ditemukan,” kata Edy.
Varietas beras hitam ini memiliki manfaat gizi yang lebih tinggi dibanding dengan beras merah dan beras cokelat, bahkan ketika keduanya digabungkan. Kandungan anthocyanin ini akan membantu mencegah risiko kanker. Ini adalah santapan yang rendah gula dan memiliki nilai indeks glikemik yang rendah. “Beras ini sangat dianjurkan bagi pasien penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi. Namun harga beras merah, coklat, dan hitam ini cukup mahal. Itu sebabnya orang lebih banyak mengonsumsi beras putih dengan alasan ekonomis,” terangnya.
Edy mengingatkan, jangan karena ingin mendapatkan khasiat yang tinggi dari beras bewarna, maka kebutuhan lain yang harusnya terpenuhi malah menjadi tidak terpenuhi.”Karena harganya mahal, jadi hanya bisa membeli berasnya saja, sementara lauk pauknya seadanya. Menjaga pola kesehatan tubuh itu bukan sepenuhnya dari beras, tetapi bagaimana dia menjaga keseimbangan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Terpenting mengonsumsi makanan bervariasi, tidak berlebihan,” pungkasnya. **